Kota Jepara Terkenal Dengan Seni
Kombinasi batik-tenun
Selain batik dan tenun, adapula kain hasil kombinasi keduanya. Bahan dasarnya adalah kain lurik dan dikerjakan dengan teknik tenunan sehingga metode batik tulis tidak dapat diaplikasikan.
Batik Tenun metode cap. (Sumber: Fitinline.com)
Batik Tenun metode sablon. (Sumber: Fitinline.com)
Caranya, kain lurik terlebih dahulu ditenun untuk kemudian ditambahkan motif batik dengan metode cap dan sablon. Jadilah batik dengan tekstur unik tenun khas Jepara!
Setelah membaca artikel ini, Anda sudah tahu, kan, harus membawa buah tangan apa jika mengunjungi Jepara? :)
Referensi: Fitinline.com, Kaintroso.com, Blog NgertiBatik
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Jepara adalah sebuah kota yang terletak di pantai utara Jawa Tengah. Selain dikenal sebagai kota ukir kayu yang menghasilkan berbagai furnitur berkualitas tinggi, ternyata Jepara juga berpotensi dalam seni tekstil.
Setidaknya terdapat 3 jenis kain tradisional yang diproduksi di Jepara. Masing-masing memiliki keunikannya tersendiri. Yuk, kenalan dengan mereka!
Kriya batik Jepara memang tidak sepopuler saudaranya, tenun Troso. Bahkan, kini batik tersebut sudah jarang beredar. Padahal, perkembangannya sudah dimulai sejak era Ibu Kartini, lho.
Alkisah, Ibu Kartini mahir membatik dan turut mengajarkan keterampilan tersebut kepada para wanita di sekitar kediamannya. Beliau juga menulis karangan tentang batik dalam Bahasa Belanda. Karena beliau berperan penting dalam perkembangan batik Jepara, namanya pun diabadikan dalam salah satu motif.
Motif Parang Poro. (Sumber: Blog NgertiBatik)
Parang Poro: Menggambarkan ranting dan daun yang saling berkait. Maknanya yaitu dalam kehidupan, manusia saling membutuhkan.
Motif Sekar Jagat Bumi Kartini. (Sumber: Blog NgertiBatik)
Sekar Jagat Bumi Kartini: Merupakan modifikasi motif Sekar Jagat dengan garis pembatas berbentuk bunga melati. Motif ini mengandung harapan bahwa batik Jepara akan lebih dikenal di seantero negeri.
Kain tenun Troso berasal dari Desa Troso, Kabupaten Jepara dan mulai diproduksi sejak 1935. Awalnya kain tersebut dibuat menggunakan alat tenun gedog, berganti ke alat tenun pancal pada 1943, dan pada 1946 beralih ke Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sampai saat ini.
Bahan kain yang dipergunakan antara lain sutra untuk tenun kelas atas dan katun untuk tenun kualitas reguler. Motif yang terkenal yaitu motif airbrush, motif wayang, dan motif etnik.
Kain tenun Jepara. (Sumber: Blog Karya Tenun Jepara)
Selain dijual dalam bentuk potongan kain, tenun Troso juga diolah menjadi sajadah, sarung, taplak meja, dan berbagai kreasi unik lainnya. Setiap meternya kain tenun Troso dibanderol mulai Rp10.000,00-Rp35.000,00 sementara harga perpotongnya berkisar antara Rp100.000,00-Rp600.000,00.
Kombinasi batik-tenun
Selain batik dan tenun, adapula kain hasil kombinasi keduanya. Bahan dasarnya adalah kain lurik dan dikerjakan dengan teknik tenunan sehingga metode batik tulis tidak dapat diaplikasikan.
Batik Tenun metode cap. (Sumber: Fitinline.com)
Batik Tenun metode sablon. (Sumber: Fitinline.com)
Caranya, kain lurik terlebih dahulu ditenun untuk kemudian ditambahkan motif batik dengan metode cap dan sablon. Jadilah batik dengan tekstur unik tenun khas Jepara!
Setelah membaca artikel ini, Anda sudah tahu, kan, harus membawa buah tangan apa jika mengunjungi Jepara? :)
Referensi: Fitinline.com, Kaintroso.com, Blog NgertiBatik
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Budaya, NOLESA.COM – Jepara, sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, dikenal luas sebagai pusat seni ukir kayu yang berkelas dunia.
Dengan julukan “Kota Ukir,” Jepara telah lama menjadi destinasi utama bagi para pecinta seni dan pengrajin kayu dari seluruh dunia dan manca negara.
Seni ukir Jepara tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga menyimpan warisan budaya yang kaya dan sejarah panjang yang mencerminkan kearifan lokal.
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejarah Seni Ukir di Jepara
Sejarah seni ukir di Jepara dapat ditelusuri kembali ke masa Kerajaan Majapahit pada abad ke-15.
Kala itu, seni ukir mulai berkembang di daerah ini berkat pengaruh dari berbagai kebudayaan, termasuk Tiongkok, India, dan Timur Tengah, yang dibawa oleh para pedagang dan pelancong yang singgah di pelabuhan-pelabuhan Nusantara.
Namun, seni ukir Jepara benar-benar mencapai puncak kejayaannya pada masa Ratu Kalinyamat di abad ke-16.
Ratu Kalinyamat, yang dikenal sebagai pelindung seni dan budaya, mendorong perkembangan seni ukir dengan memberikan dukungan penuh kepada para seniman dan pengrajin.
Keunikan Seni Ukir Jepara
Keunikan seni ukir Jepara terletak pada teknik dan motif yang digunakan. Pengrajin Jepara dikenal dengan keahliannya dalam mengukir berbagai jenis kayu, seperti jati, mahoni, dan trembesi, dengan detail dan presisi.
Motif-motif ukiran Jepara sering kali menggambarkan flora, fauna, dan cerita-cerita rakyat yang sarat dengan nilai-nilai filosofis dan keagamaan.
Salah satu motif yang sangat terkenal adalah “motif gebyok,” yang biasanya digunakan untuk pintu dan jendela rumah tradisional.
Gebyok Jepara terkenal dengan ukiran yang rumit dan indah, menggambarkan pemandangan alam atau adegan-adegan mitologis.
Karya seni ukir Jepara tidak hanya diapresiasi di dalam negeri, tetapi juga telah menembus pasar internasional.
Banyak produk ukiran Jepara yang diekspor ke berbagai negara, mulai dari Eropa, Amerika, hingga Timur Tengah.
Produk-produk ini mencakup berbagai macam barang, mulai dari furnitur, patung, panel dinding, hingga suvenir kecil.
Kualitas dan keindahan ukiran Jepara membuatnya menjadi pilihan utama bagi para kolektor dan pecinta seni di seluruh dunia.
Selain seni ukir, Jepara juga memiliki daya tarik lain yang tidak kalah menarik. Kabupaten ini memiliki kekayaan alam yang melimpah, dengan pantai-pantai yang indah dan pulau-pulau kecil yang eksotis.
Di samping itu, Jepara juga dikenal dengan kerajinan tenun troso, sebuah kerajinan tradisional yang menghasilkan kain tenun dengan motif-motif unik dan warna-warna cerah.
Namun, seni ukir tetap menjadi identitas utama Jepara. Keberhasilan seni ukir Jepara tidak lepas dari peran serta masyarakat lokal yang terus melestarikan dan mengembangkan warisan budaya ini.
Banyak desa di Jepara yang bertransformasi menjadi pusat-pusat produksi ukiran, dengan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pengrajin.
Desa Mulyoharjo dan Desa Tahunan, misalnya, dikenal sebagai sentra ukir kayu yang memproduksi berbagai karya seni berkualitas tinggi.
Pemerintah Kabupaten Jepara juga memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan seni ukir.
Berbagai program dan kebijakan telah diluncurkan untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan para pengrajin, termasuk pelatihan keterampilan, bantuan permodalan, dan promosi produk ke pasar global.
Festival seni ukir dan pameran kerajinan rutin digelar untuk memperkenalkan karya-karya terbaru dan mengapresiasi para pengrajin yang berprestasi.
Jepara, dengan segala keunikan dan kekayaannya, terus membuktikan diri sebagai pusat seni ukir yang tak tertandingi.
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, seni ukir Jepara tetap teguh berdiri sebagai simbol kebanggaan budaya dan identitas lokal.
Keindahan dan keahlian yang terkandung dalam setiap ukiran kayu Jepara adalah cerminan dari ketekunan, kreativitas, dan semangat masyarakatnya dalam menjaga warisan leluhur.
Dengan komitmen untuk terus berinovasi dan berkembang, seni ukir Jepara dipastikan akan terus bersinar dan menginspirasi generasi mendatang.
Penulis : Wail Arrifki
Editor : Ahmad Farisi
Jepara adalah sebuah kota yang terletak di pantai utara Jawa Tengah. Selain dikenal sebagai kota ukir kayu yang menghasilkan berbagai furnitur berkualitas tinggi, ternyata Jepara juga berpotensi dalam seni tekstil.
Setidaknya terdapat 3 jenis kain tradisional yang diproduksi di Jepara. Masing-masing memiliki keunikannya tersendiri. Yuk, kenalan dengan mereka!
Kriya batik Jepara memang tidak sepopuler saudaranya, tenun Troso. Bahkan, kini batik tersebut sudah jarang beredar. Padahal, perkembangannya sudah dimulai sejak era Ibu Kartini, lho.
Alkisah, Ibu Kartini mahir membatik dan turut mengajarkan keterampilan tersebut kepada para wanita di sekitar kediamannya. Beliau juga menulis karangan tentang batik dalam Bahasa Belanda. Karena beliau berperan penting dalam perkembangan batik Jepara, namanya pun diabadikan dalam salah satu motif.
Motif Parang Poro. (Sumber: Blog NgertiBatik)
Parang Poro: Menggambarkan ranting dan daun yang saling berkait. Maknanya yaitu dalam kehidupan, manusia saling membutuhkan.
Motif Sekar Jagat Bumi Kartini. (Sumber: Blog NgertiBatik)
Sekar Jagat Bumi Kartini: Merupakan modifikasi motif Sekar Jagat dengan garis pembatas berbentuk bunga melati. Motif ini mengandung harapan bahwa batik Jepara akan lebih dikenal di seantero negeri.
Kain tenun Troso berasal dari Desa Troso, Kabupaten Jepara dan mulai diproduksi sejak 1935. Awalnya kain tersebut dibuat menggunakan alat tenun gedog, berganti ke alat tenun pancal pada 1943, dan pada 1946 beralih ke Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sampai saat ini.
Bahan kain yang dipergunakan antara lain sutra untuk tenun kelas atas dan katun untuk tenun kualitas reguler. Motif yang terkenal yaitu motif airbrush, motif wayang, dan motif etnik.
Kain tenun Jepara. (Sumber: Blog Karya Tenun Jepara)
Selain dijual dalam bentuk potongan kain, tenun Troso juga diolah menjadi sajadah, sarung, taplak meja, dan berbagai kreasi unik lainnya. Setiap meternya kain tenun Troso dibanderol mulai Rp10.000,00-Rp35.000,00 sementara harga perpotongnya berkisar antara Rp100.000,00-Rp600.000,00.